MEMBUDAYAKAN PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS

oleh :
MUSTAGFIRIN, S.Pd., M.Pd.
(KEPALA SMPN 1 JERUKLEGI)

ABSTRAK

Artikel ini membahas mengenai membudayakan protokol kesehatan di masa pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Sebelum pelaksanaan PTMT maka dilakukan banyak persiapan, terutama berhubungan dengan protokol kesehatan. Termasuk di dalamnya adalah dibentuknya gugus covid-19 tingkat sekolah, pengadaan sarana dan prasarana, hingga implementasi pembudayaan protokol kesehatan bagi warga sekolah, terutama untuk siswa.

Banyak penyesuaian baru maka perlu adanya pembiasaan. Kebiaasaan baru di masa pandemi covid-19 harus menjadi prioritas agar tidak terpapar covid-19. Dalam tulisan ini dipaparkan dan dideskripsikan pelaksanaan protokol kesehatan pada masa PTMT di SMP Negeri 1 Jeruklegi dari tahap awal hingga mencapai keberhasilan atau peningkatan dalam pembudayaan protokol kesehatan.

Pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat hingga adanya program vaksinasi, sangat membantu warga sekolah agar terhindar dari paparan covid-19. Kasus yang semakin melandai secara umum mengindikasikan bahwa jika protokol kesehatan dilaksanakan secara konsisten maka kesehatan pun akan lebih terjamin. Peran seluruh warga sekolah untuk melaksanakan, mengawasi, dan mengingatkan protokol kesehatan menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan. Pembiasaan pada tingkat berikutnya akan menjadi budaya. Hal tersebut dapat dilihat dari kebiasaan siswa yang awalnya belum paham dalam pelaksanaan protokol kesehatan, menjadi terbiasa dengan sendirinya atau bisa dikatakan telah membudaya.

Kata kunci: protokol kesehatan, budaya, siswa, covid-19, PTMT

A. PENDAHULUAN

Masa pandemi covid-19 memberikan implikasi di segala bidang, termasuk di bidang pendidikan. Implikasi negatif di dunia pendidikan akibat adanya pandemi covid-19 antara lain adalah kurangnya interaksi antara guru dan siswa, bahkan antarsiswa. Pembelajaran yang semula terbiasa tatap muka beralih menjadi tatap maya, sehingga awalnya mengalami kekagetan budaya yang terbiasa manual menjadi digital. Siswa mengeluhkan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran karena belum terbiasa belajar daring. Namun demikian, terdapat pula implikasi positif yang dirasakan adalah tingkat pengunaan teknologi dan penggunaan aplikasi semakin meningkat. Adanya pandemi covid-19 menjadikan guru dan siswa harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi. Peranan teknologi informasi benar-benar dirasakan dalam memudahkan kegiatan pembelajaran.

Peran aktif pemerintah begitu terlihat dengan berbagai program yang dicanangkan, seperti pembiasaan protokol kesehatan dimanapun berada. Dalah hal ini dunia pendidikan juga merasakan kehadiran pemerintah melalui berbagai program, seperti pengadaan kuota gratis untuk guru dan siswa, penggunaan kurikulum darurat, hingga pengadaan vaksin untuk guru dan siswa. Kasus covid-19 yang terus melandai akhirnya membuka peluang dunia pendidikan untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Tentunya pembelajaran tatap muka yang dimaksudkan adalah pembelajaran tatap muka terbatas dengan mengutamakan protokol kesehatan.

Sebelum memulai kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) tentu harus memenuhi persyaratan tertentu seperti adanya gugus covid-19 di tingkat sekolah, pengadaan sarana dan prasarana penunjang PTMT, hingga kesiapan guru dan siswa dalam mengadaptasi kenormalan baru. Berhubungan dengan adaptasi kenormalan baru maka di SMP Negeri 1 Jeruklegi menyiapkan banyak strategi yang dapat dilaksanakan, salah satunya adalah membudayakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Protokol kesehatan merupakan salah satu tulang punggung dalam pencegahan penyebaran covid-19 sehingga menjadi hal penting yang wajib dilaksanakan. Hal tersebut juga untuk memberikan aman dan nyaman saat pelaksanaan PTMT. Protokol kesehatan dilaksanakan dari persiapan di rumah masing-masing hingga pulang kembali ke rumah sehingga peran serta orang tua juga dilibatkan, tidak hanya warga sekolah.

B. TUJUAN

Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan program membudayakan protokol kesehatan bagi warga sekolah, khususnya siswa.

C. KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dilakukan melalui dua fase, yaitu masa transisi yang berlangsung dua bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru atau setelah masa transisi selesai, maka pembelajaran tatap muka terbatas memasuki masa kebiasaan baru. Jumlah hari dan jam pembelajaran tatap muka terbatas dengan pembagian rombongan belajar (shift) ditentukan oleh sekolah dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga sekolah (Kemdikbud, TT: 7 – 10).

Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam persiapan PTMT pascavaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan antara lain: a) memenuhi standar kesiapan pembelajaran sesuai daftar periksa seperti tercantum dalam laman Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikbud, b) membentuk satgas covid-19 di sekolah, c) mempersiapkan infrastruktur sekolah dan seluruh warga sekolah dalam pemenuhan protokol kesehatan yang ditetapkan, d) mempersiapkan kombinasi metode pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh (Kemdikbud, TT: 6)

D. PEMBAHASAN

Pada masa awal kan dilaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) sekolah sudah merancang program membudayakan protokol kesehatan. Banyak hal yang dipersiapkan untuk melaksanakan PTMT, baik teknis maupun nonteknis.

Gugus Covid-19

Salah satu cara menanggapi regulasi dari pemerintah yang berhubungan dengan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan adalah pembentukan gugus covid-19 tingkat sekolah. Pembentukan gugus covid-19 tingkat sekolah diperlukan sebagai respons akan dilaksanakannya PTMT, sehingga dalam pengawasan protokol kesehatan dapat terkoordinasi dengan baik.

Gugus covid-19 memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan, mengawasi, hingga mengevaluasi kegiatan PTMT ditinjau dari protokol kesehatan. Hal-hal yang dianggap perlu ditindaklanjuti akan segera disikapi oleh gugus covid-19. Setiap warga sekolah dilibatkan dalam gugus covid-19 ini agar tahu peran masing-masing dalam menjaga dan melaksanakan protokol kesehatan.

Gugus covid-19 dapat dikatakan sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Sebagai bukti legal formal maka gugus covid-19 pun memiliki surat keputusan yang ditandantangani kepala sekolah selaku pimpinan institusi. Oleh karena itu, gugus covid-19 memiliki wewenang dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan protokol kesehatan.

Sarana dan Prasarana

Pengadaan sarana dan prasarana juga telah diperhitungkan antara jumlah warga sekolah dan kebutuhan yang harus dicukupi. Setelah persiapan sudah matang maka siaplah melaksanakan kegiatan PTMT. Sarana dan prasarana meliputi tempat cuci tangan, poster mengenai covid-19 dan protokol kesehatan, arah petunjuk masuk, pengadaan hand sanitizer dan sabun cair untuk cuci tangan, dan masih banyak lainnya.

Tempat duduk guru dan siswa juga diatur sedemikian rupa sesuai petunjuk teknis jarak aman dalam berinteraksi. Pada tahap awal pemberlakuan uji coba PTMT di akhir September, siswa yang datang hanya 1/3 dari biasanya, kemudian di bulan November karena kasus covid-19 melandai dan lebih terkendali maka jumlah siswa yang berangkat menjadi 1/2 serta dibuat dua sesi agar tidak terjadi kerumunan.

Selain itu, fasilitas penunjang dalam PTMT juga merambah pada awal kedatangan siswa yang diantar orang tua, hingga penjemputan siswa. Kedatangan siswa melalui pintu depan dan kepulangan melalui pintu belakang. Awalnya menjadi kendala saat kepulangan disebabkan area penjemputan jika terjadi hujan akan cenderung tanahnya lembek dan menyulitkan. Untuk mengatasi hal tersebut kemudian dilakukan penimbunan dengan pasir dan kerikil, kemudian beberapa area dilakukan pengecoran untuk akses jalan. Adanya perbaikan fasilitas tersebut hasilnya adalah mempermudah orang tua dalam melakukan antar-jemput.

Membudayakan Protokol Kesehatan

Pada awal sebelum melakukan PTMT, beberapa siswa melakukan simulasi. Simulasi dimaksudkan untuk latihan tahap awal agar siswa mengerti alur dari pintu masuk kedatangan hingga kepulangan. Selain itu, di dalam simulasi juga terdapat praktik pelaksanaan protokol kesehatan untuk seluruh warga sekolah.

Selama proses simulasi tersebut, tim gugus covid-19 memvideokan prosesnya. Kemudian dari hasil rekaman video tersebut dibuat tutorial pelaksanaan PTMT dari mulai kedatangan, di dalam kelas, hingga kepulangan siswa. Tutorial pelaksanaan PTMT tersebut kemudian diunggah diakun youtube sekolah, yaitu spenjer media. Tim gugus covid-19 kemudian bekerja sama dengan wali kelas 7, 8, dan 9 untuk membagikan tautan tutorial protokol kesehatan dan PTMT kepada siswanya melalui grup WA masing-masing kelas.

Melalui tautan mengenai PTMT yang dibagikan, siswa dapat mempelajari prosedur baku yang sudah ditetapkan gugus covid-19. Adanya tutorial ternyata cukup membantu siswa sebelum melaksanakan PTMT tahap awal. Adanya tutorial tersebut, siswa juga menjadi tahu gambaran asli mengenai PTMT yang tetap mengedepankan protokol kesehatan.

PTMT dilakasanakan sekitar akhir September 2021 hingga sekarang, terdapat perkembangan yang signifikan. Pada tahap awal, tentu mengalami kendala dalam penerapannya. Hal paling awal ditemui kendala adalah belum terbiasanya siswa melaksanakan protokol kesehatan, seperti pemakaian face shield, pemakaian masker, mengukur suhu, mencuci tangan, menjaga jarak, penyeprotan disinfektan. Pembiasaan pada awalnya memang belum membudaya sebab masih perlu penyesuaian. Setelah berjalan seminggu maka anak sudah mulai terbiasa, hanya satu dua anak yang masih lupa.

Pada minggu berikutnya hingga sekarang, protokol kesehatan sudah menjadi budaya. Hal tersebut dapat terlihat dari kebiasaan siswa untuk memakai masker dan mencuci tangan tanpa diperintah. Ketika anak masuk pintu gerbang maka secara otomatis siswa sudah memakai masker, akan mengukur suhu secara mandiri, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Saat ini siswa sudah paham mengenai protokol kesehatan sehingga menjadi budaya.

Berkaitan dengan pendidikan karakter, maka siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Rasa peduli mengenai kesehatan juga meningkat sebab hampir 100% siswa sudah melaksanakan vaksinasi yang bekerja sama dengan Puskesma Jeruklegi I. Penerapan senyum, sapa, salam dilaksanakan dengan cara tegur sapa melalui salam, siswa menunduk, atau siswa memberikan kode tangan tertentu. Hal itu untuk menghindari kontak langsung dan pelaksanaan protokol kesehatan.

E. KESIMPULAN

Pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) dilaksanakan sebagai tindak lanjut semakin melandainya kasus covid-19 di Kabupaten Cilacap. Menyikapi hal tersebut maka selama PTMT dilaksanakan, protokol kesehatan secara ketat secara internal diawasi oleh gugus covid-19. Sarana dan prasarana penunjang pun telah dilengkapi guna suksesnya PTMT. Peran warga sekolah dalam PTMT juga sangat penting dan peran orang tua juga penting dalam mendukung PTMT. Protokol kesehatan yang awalnya masih memerlukan adaptasi karena hal tersebut sering dilakukan maka menjadi sebuah budaya. Hal tersebut juga terjadi di SMP Negeri 1 Jeruklegi. Pada awal dilaksanakan PTMT jumlah siswa yang hadir pada tiap sesinya hanya 1/3 saja, namun seiring waktu menjadi 1/2 pada tiap sesinya. Pada kurun waktu akhir September 2021 dismulasikan hingga akhir November 2021 bisa dikatakan PTMT berjalan lancara tanpa kendala. Keberhasilan pembudayaan protokol kesehatan dapat dilihat dari terbiasanya anak melaksanakan protokol kesehatan walaupun tanpa diawasi. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu indikator keberhasilan.

Referensi:

Kemdikbud. Tanpa Tahun. Buku Saku: Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Jakarta: Kemdikbud RI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *